Wednesday 8 June 2011

Kisah Seorang Teman

Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku untuk menulis tentang ini bukan suatu cerita fiktif tetapi memang suatu kenyataan yang tak sengaja ku amati tentang dirinya, tentang sedikit perjalanan hidupnya yang tak banyak ku tahu bahkan tak pernah aku mengerti tentang dirinya. Seseorang yang mungkin kalau boleh aku katakan menjadi inspirator dalam hidup aku bahkan mungkin perubahan sikap dalam hidupku (it’s hard to say deh…) dengan perlakuan yang mungkin bisa dikatakan “sadis” tentang suatu perasaan terlebih itu terjadi ketika masih dalam masa remaja yang sangat awal. Tapi sudahlah lah tak ingin lagi ku mengingat semua itu.
Ini adalah kisah tentang seorang teman, dia adalah sosok yang periang dan mungkin tak pernah ku lihat kesedihan dalam raut wajahnya selama ku mengenalnya dan juga dia itu sesosok yang menyebalkan dengan tingkah jail serta kebiasaannya memainkan perasaan seorang wanita. Entah apa yang dia punya yang jelas dia bukan golongan pria yang berlevel tinggi alias tajir dengan penampilan cool dan kendaraan yang mengkilap atau sesosok pria tampan nan rupawan tidak juga demikian tapi dia adalah seseorang yang biasa-biasa saja namun sepengetahuanku setiap wanita yang pernah dekat dengannya alias “mantan” pasti punya kesan yang mendalam sampai cinta mati (haha..tidak dengan diriku).
Sebelumnya tak pernah aku mengetahui hal yang selama ini tak pernah ia ceritakan pada orang lain kecuali hanya padaku (menurut pengakuannya). Aku merasa senang bisa menjadi sahabatnya bahkan menjadi tempatnya berbagi cerita bahkan aku pun berhasil membantunya untuk merebut hati seorang wanita yang sangat ia idamkan. Ternyata di balik semua senyum dalam sikap riangnya itu tersimpan suatu cerita yang cukup yaa…menyentuh hati, suatu hal yang mungkin tak aku alami. Dia menyebutnya “syndrome tugas” dimana ia harus sibuk mencari buku sumber untuk mengerjakan tugas untuk 2 atau 3 hari ke depan karena ia tak memiliki buku sumber tersebut, rela memberikan salinan tugas pada temannya yang memberi pinjaman buku meskipun tidak senang tapi ia menganggapnya sebagai resiko. Suatu hari ia pun pernah bercerita padaku tentang pikirannya yang tak tentu karena belum membayar uang bulanan sekolah sampai ia harus menjual salah satu barang yang ia miliki. Sibuk dan tak ada waktu dengan semua itu begitu kompleks sampai akhirnya ia pun harus merelakan wanita yang sangat ia idamkan meninggalkannya tapi tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya tentang keadaan yang sebenarnya terjadi agar sang wanita idaman mengerti, dia biarkan saja sang wanita idaman pergi dengan alasan tak ingin membuatnya merasa bersalah dengan keputusan yang telah ia ambil, pada akhirnya hal tersebut membawa ia pada penderitaan bathin yang cukup panjang sampai akhirnya dia bertemu kembali dan bersatu kembali dengan sang wanita idaman (eeettdahhh….). Aku juga baru mengetahui bahwa salah satu tindakan ia mendekati seorang wanita selain wanita idamannya adalah untuk menyelamatakan wanita itu dari pergaulan bebas yang dipengaruhi temannya, semua cerita itu baru aku ketahui setelah hampir dua tahun lepas dari cerita itu. Sedangkan aku yang juga pernah jadi bagian cerita dengannya, dengan polos dia menjawab semata-mata untuk membuat sang wanita idaman cemburu (terlalu..ck..ck..).Kalau aku ingat-ingat sih rada aneh juga, tapi persahabatan yang terjalin jadi punya taste beda apalagi ketika akupun berbagi cerita padanya.
Seringkali ia bercerita padaku tentang harapannya atau mungkin keinginannya untuk meneruskan pendidikan alias kuliah karena pada saat ini ia bekerja sebagai karyawan di sebuah studio photo, padahal ia adalah seorang yang pintar (gag banget sih..tapi pinter..hehe capable deh)dan juga kreatif dalam tiap kata-kata ajaib yang diucapkannya kalau orang yang jarang ngobrol dengannya akan sedikit kebingungan dengan kata-katanya yang penuh teka-teki.. itulah dia, hal yang ku anggap berbeda dari teman yang lain. Selain itu dia pun termasuk seseorang yang taat dalam beragama. Aku sampai terkaget-kaget ketika mengetahui kalau dia seorang guru ngaji, sungguh sangat tidak menyangka… secara sikapnya di sekolah yang begitu sangat “slengehan”.
Hal yang tak sengaja ku perhatikan adalah pada saat ini, tapi disini aku menggunakan kata mungkin karena ini hanyalah berdasarkan pengamatanku yang tak sengaja. Dia menerima dengan apa yang dia miliki dan mungkin dengan suatu hal yang telah menjadi takdir untuknya meskipun dia mengatakan “percaya dengan takdir karena sudah terjadi” tapi tetap saja dia bisa menerima semuanya denagan lapang meskipun mungkin ada sedikit kekecewaan dengan keinginan yang tak dapat dicapainya seperti teman-temannya yaitu kuliah, sering kali ia bercerita ingin kuliah. Namun lagi dan lagi tak pernah ada ekspresi yang menunjukkan kekecewaannya terhadap apa yang ia miliki tetap saja ia tersenyum dengan sikapnya yang ya…tak jauh berbeda dengan waktu sekolah penuh canda gurau..he. Mungkin hanya satu hal saja yang bisa mebuatnya bersedih, yaitu ketika dalam perjalanan merebut kembali sang wanita idaman yang sempat dimiliki orang lain. Emang bener kali ya..laki-laki tanpa seorang wanita itu hampa dan wanita emang bisa jadi penyemangat bagi seorang laki-laki.
Inilah hidup semua telah ada jalannya yang indah meskipun terkadang kita menganggapnya sangat tidak menyenanngkan, tapi itulah rencana dari Sang Maha Kuasa yang lebih mengetahui apa yang tidak kita ketahui tak ada ketidakadilan dalam hidup ini kecuali perbuatan dari manusia sendiri.

Bukan Kisah tentang seorang teman ….. tetapi dia sahabat.

No comments:

Post a Comment

 
Convert By NewBloggerTemplates Wordpress by WpThemesCreator