Sunday 3 July 2011

Mahasiswa Apatis itu seperti Aku???

Aku ngerasa gak enak banget pas kemarin ke kampus gak ditanya ma seniorku yang biasanya dia tuh akrab banget ma aku. Bukannya gak niat buat nanya duluan tapi dikasih senyumpun dia malah buang muka. Apa salah dan dosaku padamu??

Kemarin aku ke kampus lagi buat ngikutin rapat perencanaan festival foto (selama ini aku juga banyak mangkir dari rapat..) setelah hampir dua minggu tak menginjakan kaki disana, secara lagi libur mau ada kegiatan pun para mahasiswanya susah buat digiring (terkesan kaya ayam digiring…hehe). Aku sih udah menjalankan kewajibanku sebagai seorang juru tulis alias sekretaris di hima buat ngadain rapat penyusunan proker, mengetiknya, menjilidnya dan menyerahkannya pada sang ketua hima yang selanjutkan akan dibahas dalam loka karya, kalo di nagari ini sih sama kaya RAPBN atau RAPBD dan sepertinya aku tak bisa hadir pada acara itu. Banyak alasan yang bisa diungkap mulai dari lagi libur jadi males buat ke kampus karena gak rame aja alias kurang motivasi plus kalau yang namanya lagi libur gak ada ongkos eum… jadi deh berat diongkos tak punya pacar pula yang bisa dimintain tolong buat antar jemput. Nah… semakin kuranglah motivasi aku untuk melangkahkan kaki ke kampus tercinta (baca: males). Tuh kaka seniorku gak nanya aku mungkin karena sikap aku yang pergi tanpa pesan dari susunan kepanitiaan pesanteren kilat di kampus yang mana tuh kaka senior jadi ketua pelaksananya dan aku jadi salah satu seksi acara. Beuh…. Kurang asem juga ya aku..hehe, pas rapat pertama aku siap buat jadi panitia tapi rapat berikutnya aku gak pernah dapat kabar, aku juga jadi bingung kapan cuz sekalinya ada rapat kedua pun panitia yang hadir kurang dari jumlah keseluruhan jari tangan manusia, itu adalah rapat yang seharusnya dihadiri oleh seluruh panitia yang jumlahnya lebih dari dua puluh. Seksi acara aja yang jumlahnya sepuluh orang yang datang cuma satu orang tanpa PJnya pula. Haaahhh.. menurut pikiranku gak efektif ah apalagi efisien ya..sudah mening di rumah aja bantuin ibu. Motivasi luar yang makin kurang didukung dari pembentukan kepanitiaan yang terkesan memaksakan (aku pikir di hima aku aja yang kaya gitu ternyata di tingkat BEM juga tak jauh sama..hehe)

Kadang aku juga bingung dengankegiatan di kampus aku yang sering aku bertanya “koq gini sih? “, banyak pula komentar dari para senior yang lebih senior alias para aktivis kampus banget (baca: mahasiswa abadi) yang bilang kalo kegiatan anak-anak sekarang tuh konsep n tujuannya gak jelas kalau istilah sekarangnya sih GEJE. Tapi kalo aku pikir tuh para senior banget NATO (no action talk only) cuz yang aku rasa ketika dalam masa jabatan beliau gak jauh beda malah terkesan lebih kurang dari sekarang, kritik iya ngebantuin n ngasih solusi gak eh kadang-kadang malah jadi propokator yang ngacauin n bikin masalah simple jadi ribet kaya benang kusut. Emang sih hawa politik kampus seperti demikian tapi kalo pengen majuin almamater mah jangan kaya gitu lah… jadi terlintas keinginan tuk dapat studi banding tentang situasi kampus lain tapi yang kualitasnta high..hehe gimana ya?? Gak jauh beda gitu?? Atau udah mendekati sempurna??

Waktu libur kadang yang namanya mahasiswa susah banget buat kumpul di kampus terlebih soal organisasi yang pada umumnya image mahasiswa itu banyak condong ke arah situ yaitu sikap kritis akan situasi dan kondisi demi kemajuan kampus dan semua rakyat yang berada dalam kampus itu. Lah tapi nyatanya (ini sih yang terjadi di kampus aku)pada apatis alias cuek gak peduli, mereka (baca:mahasiswa) baru mau datang kalau hal itu menguntungkan bagi mereka dan mendapat feedback bukan hanya sekedar manfaat saja, dan entah kenapa pula selalu saja ada alasan untuk tidak hadir (seperti itu yang aku rasakan..he). Notabene mahasiswa rumahnya pada jauh dari kampus jadi ya balik lagi ke masalah berat di ongkos (jangankan yang jauh yang deket juga..).

Dari sini mulailah aku berpikir. Siapakah aku? Sosok mahasiswa kaya gimana sih aku? Dengan segala tindakkan yang telah ku perbuat. Ah… kayanya aku tuh mahasiswa yang GEJE, aktivis enggak dibilang gak aktivis juga enggak secara aku eksis koq di himpunan dan UKM plus sering jadi panitia dan ikut kegiatan kemahasiswaan lainnya termasuk jadi tim sukses juga. Cuma sikap itu gak konsisten cuz yang namanya aktivis mah selalu ada dalam tiap acara n pastinya pergerakannya itu lho…beeuuhh menembus langit-langit kampus yang tak terlihat (artinya : petinggi kampus pun bisa takluk di hadapannya..hee). Ekhemm..dibilang mahasiswa akademis pun gak karena dalam 4 semester mungkin Cuma semester satu aja aku rajin ke perpustakaan selebihnya mah lebih seneng ngerumpi di kostan temen..hahai tapi alhamdulillanh aku masih bisa dapat Indeks Prestasi yang Alhamdulillah ada harapan bisa jadi asdos kata dosen wali aku.

Mungkin mulai saat ini harus bener-bener nentuin sikap, mau dibawa kemana nih identitas diri aku sebagai seorang mahasiswa?? Mengingat udah tingkat 3 dan bentar lagi di semua organisasi, aku bakalan lengser jadi kaya harus mantapin niat buat jadi seorang akademis yang beriman gak suka main curang, tapi masih tetep perduli juga ma situasi kampus cuma mungkin pengorbanan ku untuk kampus tak akan sama seperti para aktivis lain karena jujur aja aku egois dan lebih memikirkan tentang bagaimana aku ke depannya, padahal di organisasi pun banyak banget manfaatnya. Percaya deh..

Daripada GEJE gak jelas,,, tenyata mahasiswa apatis itu adalah seperti aku.

OH…… NO !!

Betapa Indah Silaturahim Itu. .

Waktu terasa semakin berlalu tinggalkan cerita tentang kita. . . merinding rasanya tiap dengerin lagu itu, sejuta makna tersimpan tersimpul tersurat serta tersirat dalam lirik lagu tersebut…

Kita tahu atau bahkan sangat mengetahuinya tapi kadang kita tidak sadar dan menyadarinya, contohnya saja aku. Aku yang belum banyak mensyukuri segala kenikmatan yang telah ku peroleh, aku yang masih berpikir pragmatis bahwa kenikmatan itu adalah jika apa yang kuinginkan dan kubutuhkan tercapai dan terpenuhi . itulah suatu kenikmatan yang tiada tara.. memang itu pun aku rasa tidak salah karena itu memang benar adanya, dan jangalah lupa untuk bersyukur Alhamdulillah.

Tapi tahukah kamu?? Dan baru sadarkah diriku tentang nikmat-nikmat yang aku lupakan untuk mensyukurinya. Nikmat dimana aku bisa melihat, meraba, merasa,menghirup udara, mendengar, berbicara, bejalan, menulis, bergerak, dan masih banyak nikmat lainnya tentunya nikmat kesehatannku dan waktu luang yang aku miliki sehingga aku bisa menjalani hidup ini. Jika satu saja dari kenikmatan itu lenyap maka terasa sempitlah dunia ini meskipun sebelumnya kita tidak menyadari akan nikmat tersebut.

Aku pun baru menyadari akan suatu nikmat yang memang benar-benar aku sadari dan aku tersedar setelah melalui perbincangan dengan seorang ‘kawan tua’, selepas perkuliahan selesai tanpa sengaja di kosan temanku mulailah dibuka obrolan yang cukup menarik bagiku hingga tak terasa matahari akan segera tenggelam dan akhirnya perbincangan tersebut pun ditutup.

Ilmu bisa kita dapat dimana saja, cerita dari seseorang yang mempunyai pengalaman lebih. Bercerita tentang berbagai hal dan salah satunya suatu obrolan (bukan cerita) yang maknanya benar-benar bermakna sampai terpikirkan hingga aku menulis ini. Dia berkata “ Nikmat teh sanes saukur nu karaos ku raga wae atawa nu ngeusian peujit tapi nikmat teh seueur pisan… salah sahiji nu jarang kasadar teh nyaeta nikmat silaturahim”. . dan waktu itu aku terdiam dan berpikir benar sekali apa yang dikatakan oleh kawan tua ku itu..bahwa kita sering tidak sadar akan indahnya nikmat bersilaturahim… Terasa suatu keindahan dari silaturahim adalah ketika silaturahim tersebut kian renggang, baru terpikirlah betapa indahnya masa itu, masa ketika kita masih berada dalam silaturahim yang begitu erat.

Mungkin banyak hal yang dapat menjadi contoh nyata dari betapa indahnya nikmat silaturahim..

Dahulu sewaktu SMA saya merasa biasa saja bertemu dengan teman-teman dan guru yang ada di sekolah, tetapi ketika graduasi di depan mata mulai muncullah kenangan-kenangan indah di masa SMA yang rasanya ingin terulang kembali. Teman-teman yang dulu aku anggap biasa saja saat bertemu mereka karena setiap hari pun kita pasti bertemu tapi ketika di akhir.. sungguh luar biasa membanggakannya mengenal mereka, dan beruntungnya aku menjadi teman dari orang-orang yang begitu membanggakan.

Contoh yang lebih sempitnya adalah silaturahim dengan teman yang begitu dekat dengan kita, meskipun kadang jauh di mata dan entah dimana tetapi selalu dekat di hati. Terkadang ketika masih dekat, sering kita mengacuhkannya, mengabaikannya, melalui hari dengannya merasa biasa saja meskipun ada moment yang pastinya terasa sangat indah.

Namun waktu yang berlalu menyebabkan silaturhmi yang dekat itu menjadi renggang dan sampailah pada suatu kata PUTUS tanpa ada komunikasi. Lalu apa yang terasa, hati merasa sedih dengan semua kenangan yang berlalu.

Seperti baid lagu tadi bahwa waktu terasa semakin berlalu tinggalkan cerita tentang kita, kenangan yang hanya bisa dikenang dan tak mungkin dapat bisa kembali karena waktu itu berjalan maju. .

Last but not least, tak ada kata terlembat selama silaturahim itu masih bisa dilakukan bahkan menjalin silaturahim dengan orang yang telah memutuskan silaturahim dengan kita merupakan amal perbuatan baik. Silaturahim so sweet. . bahkan kemarin aku sempat mengikuti suatu training dan kata motivator di training itu senantiasalah bersilaturahim karena kesuksesan yang ia peroleh pun banyak diperoleh melalui silaturahim..

Dengan silaturahim juga bisa membuka pintu rezeki dan membuat panjang umur. . .

Salam silaturahim ku sampaikan untuk semuanya.. J

Aku Jadi Imam . . ??

Ketika suatu hari sepulang dari suatu acara seminar yang panitianya adalah ‘ikhwan’ dan ‘akhwat’ dan pesertanya pun sudah pasti mayoritas ‘ukthi’ dan ‘akhi’ yang wajahnya penuh dengan cahaya karena rajin sholat malam serta pakaiannya yang menunjukkan kepribadiannya. Berbeda dengan diriku yang jauh dari prilaku demikian, jauh tingkat sholehnya dari mereka. Aku adalah diriku yang seperti ini, tetapi aku berusaha berubah menjadi lebih baik karena aku ingin mendapatkan yang terbaik. Mungkin sikap rock n roll ku yang semakin hari kadarnya aku kurangi… hehe

Kampus relijius ini memang telah menjadi faktor perubahanku yang mungkin tak akan aku dapatkan jika aku menuAntut ilmu bukan di kampus ini. Ceritanya lumayan panjang jika harus bersejarah tentang metamorfosis diri ini, meskipun sekarang aku belum menjadi kupu-kupu yang indah pula.

Kembali pada kejadian di suatu hari itu. Tepatnya di sebuah mesjid, Mesjid Agung di kota tempat tinggalku karena kebetulan acara tersebut diadakan di pendopo sehingga setelah selesai acara tersebut aku pergi ke mesjid agung untuk sholat dzuhur.

Ketika aku sedang melakukan sholat pada rakaat pertama, terasa olehku ada dua orang ‘akhwat’ yang menghampiriku dan menungguku sampai aku berdiri pada rakaat kedua dan tiba-tiba mereka menjadi ma’mumku.. uppzz aku tetap konsen dengan sholatku hanya saja hati ini menjadi agak nervous secara ini adalah pertama kalinya dalam hidupku menjadi seorang imam karena kalaupn aku sholat berjamaah aku selalu menolak untu menjadi imam karena aku merasa diri ini tidak tahu apa-apa dan kurang begitu memahami. Jujur aku ini dalam pengetahuan agama agak kurang, tidak seperti teman-teman kuliah ku.. sehingga rasa takut salah selalu ada dan akhirnya tidak mau deh… takut membawa orang lain pada kesalahan padahal yang salahnya adalah diriku…

Namun aku tetap melanjutkan sholatku dengan dua orang ma’mumku sampai akhirnya selesailah sholat itu, dan ketika mereka selesai sholat aku pun berjabatan tangan dengan mereka. Entah siapa mereka? Aku tidak tahu, tidak sempat berkenalan hanya saling memberi senyum saja. Mereka adalah orang-orang yang aku yakin ilmunya lebih dari aku, aku tidak paham masih dalam proses untuk lebih paham. Subhanallah luar biasa…

 
Convert By NewBloggerTemplates Wordpress by WpThemesCreator