Sunday 20 September 2009

Hal ini untuk Hal itu

Sedih bercampur bahagia.. Ramadhan t'Lah usai hari kemenangan pun tiba. Tapi.. apapun itu harus kita sambut dengan penuh suka cita dan seLaLu berharap dapat berjumpa untuk menikmati kembaLi indah'y buLan ramadhan tahun depan.. Amiin.

Hari Raya IduL Fitri, semua kembaLi pada fitrah [semoga] dan semua saLing memberi dan meminta maaf. Alahkah indah'y.. Suasana begitu hangat, damai, dan penuh keakraban. Andai semua itu dapat t'jadi setiap hari dan bukan hanya sekedar formaLitas ketika hari raya tetapi memang benar-benar tuLus dari daLam hati. Tak ada orang yang ingin mengulang lagi kesalahan yang teLah ia perbuat.
Mungkin daerahku, kampungku, kotaku, pulauku, negaraku bahkan seluruh dunia kan damai, karena penghuni yang memahami dan mengerti kehidupan'y masing-masing tak ada ke_egoisan dan keserakahan yang membuat kedamaian di bumi ini seakan leyap semua orang dihampiri suatu 'paranoid' yang semakin meningkatkan rasa keindividulan.
Mengapa saya mengatakan demikian, karena itulah yang saya rasakan akhir-akhir ini. Ketakutan melangkahkan kaki kemana pun, ketidakpercayaan terhadap apa yang akan dilakukan terhadap sesuatu, dan senantiasa mementingkan diri saya supaya selamat dan nyaman! Emmm.. Sungguh perasaan dan pikiran yang seharus'y tidak ada dalam benak ini tetapi keadaanlah yang membuat bayang-bayang pikir dan rasa itu muncul.
Namun ketika sedikit berpikir dalam ruang sepi diri ini, kata hati pun berkata "aku ingin perubahan, aku tidak mau terus terperangkap dalam suasana yang seakan membuat tubuhku tediam di suatu sudut kekakuan". Sedikit pikiran yang melintas itu pun berkembang dan timbul suatu pertanyaan "apa yang harus aku lakukan untuk menjauhi haL ini dan bergerak menuju perubahan??".
Masih dalam ruang sepi itu, saya teringat akan suatu puisi yang teman saya ceritakan, inti dari suatu puisi tersebut bahwa untuk mencapai suatu perubahan dan melakukan perubahan harus berawal dari diri sendiri yang bisa dianggpap bagian kecil sebelum bermimpi mengubah hal lain yang jauh lebih besar.
Saya sedikit tertegun... Ternyata selama ini saya belum bisa berbuat apapun dan terjebak dalam suatu ke_egoisan diri. Pikiran kecil dan ruang sepi itu, ternyata tanpa saya sadari bahwa hal menuju perubahan itu pun baru saja terjadi !

Biarlah dulu teror, kekacauan, kecemasan, dan ketidak tenangan di muka bumi ini terjadi. Tapi tunjukkanLah bahwa kita tidak takut akan semua itu.. Kita masih ada...! Ada untuk melakukan perubahan !

Mungkin saya akan mulai merubah sikap ke-paranoid-an dan ke-egois-an yang seakan membuat diri ini berdiam di suatu sudut.
Diriku, keluargaku, lingkunganku, negaraku dan duniaku. . . :-)
from nO oNe to sOmebody..

Yap! Setelah berpanjang-panjang bercerita tentang mOment idul fitri dan perubahan, mungkin saya ingin bercerita tentang makna idul fitri di usia saya yang banyak mengatkan adalah masa transisi..
Memang benar kini mulai terasa bahwa idul fitri bukanlah baju baru dan THR, tetapi mungkin punya arti lain yang jauh lebih baik dan sesuai dengan pemikiran saya yang telah sedikit banyak tahu daripada ketika saya masih anak-anak.

Inilah sedikit ungkapan mengenai idul fitri dan hal-hal yang saya rasakan. Kemudian dikaji dalam suatu pikiran untuk menemukan suatu kesinkronan.

Hati yang bersih apa adanya tanpa pura-pura dan setulus hati.. Kenyataan tentang kedamaian yang selama ini ada di benak.. Egois dan paranoid yang hanya sekedar sugesti lingkungan...

No comments:

Post a Comment

 
Convert By NewBloggerTemplates Wordpress by WpThemesCreator